’
Mendaftar ulang
adalah proses paling ribet yang pernah gw lakuin. Bolak-balik kesana kemari, lempar
sana, lempar sini belum lagi dijutekin sama orang BAAK beuhhh menyebalkan. Oleh karena itu nyokap gw hanya mengantar pada
hari pertama daftar ulang, ketika hari kedua dan ketiga ia menyerah sehingga gw
mengurus semuanya sendirian.
Sekitar sebulan kemudian
kami briefing untuk MPA atau lebih dikenal dengan ospek. Masa MPA benar-benar masa suram karena MPA itu
jatuh pada bulan puasa. Harus sampai
kampus jam 5 pagi dan pulang jam 5- ½ 6 sore. Gw pun terpaksa harus berangkat
jam 3 pagi. Entah bokap gw kesurupan setan apa pas lagi bawa motor, kami hanya
menghabiskan waktu 1 jam perjalanan dari Sawangan, Depok sampai Rawamangun. Padahal
aslinya kalau naik kendaraan umum bisa 2,5-3 jam perjalanan. Gw sepanjang jalan
hanya bisa berdzikir dan baca doa selamat.
Sebenarnya penugasan-penugasan
yang harus dibuat lebih seperti kuliah beneran, jadi kami harus menulis sebuah
artikel tentang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) secara individu lalu penugasan
kelompok berupa membuat makalah tentang ABK bagaimana ciri-cirinya,
penyebabnya, bagaimana cara pembelajarannya. Kebetulan gw kebagian tentang
kesulitan belajar atau biasa kami singkat dengan kesbel. Itung-itung pemanasan
sebelum kuliah. Namun dibalik itu semua gw paling gak suka atribut yang harus
kami gunakan. Selempang warna hijau, tas dengan logo UNJ, nametag super besar, baju
item putih, sepatu item kayak anak SMK mau PKL, dan ada satu yang menurut gw
jahanam banget yaitu MONAIR 1 liter.
Gw, nyokap, dan
adik gw upi yang pada saat itu masih balita muter-muter Rawamangun untuk nyari
itu air mineral, ketemu nggak nyokap malah sakit seminggu. Ketika hari H gw
dikasih tau temen gw kalau itu nyarinya di daerah Priok. Lalu gw melihat sekeliling gw yang pada berhasil
mendapatkan sang monair. Namun akhirnya gw melihat salah satu peserta MPA yang
mana ia menulis kata monair di kertas lalu ditempelkan ke botol air seliter
itu. Oke itu ide yang sangat brilian, akhirnya gw minta tolong Lya ambil 1
kertas lalu memintanya menuliskan monair dan ditempel ke botol minum gw karena
pada saat itu kami dipanggil untuk sholat subuh berjamaah sedangkan Lya sedang
Haid.
Hari pertama MPA
gw pulang dengan keder. Fisik luar biasa capeknya ditambah berdiri dalam patas
ac selama 1 ½ jam sehingga ketika patas melewati tol lingkar luar Taman Mini gw
menganggap kita sudah sampai UI karena suasanya mirip sekali kalau kita lewat
bundaran UI. Alhasil gw diketawain sama temen gw Lya dan Okta. Mungkin penumpang
lainnya juga ikut tertawa hanya saja gw gak menyadarinya. Hari kedua MPA gw kena hukuman berupa orasi didepan
panita karena kemeja gw ada coraknya padahal perintahnya biru muda polos. Tetapi
karena gak ada uang buat beli jadi pakai yang ada aja. Setelah MPA berakhir gw
sukses sakit selama 3 hari.
Setelah MPA kami pun
sudah disibukkan dengan isi-mengisi krs. Kami yang masih oon antri di anjungan
untuk mengisi krs. Antriannya sungguh luar biasa panjangnya dan pada saat gw
ingin mengisi krs gw dikejutkan oleh password yang salah. Akhirnya gw dan teman
gw amel ke BAAK dan Puskom untuk bertanya password. Tetapi kami malah di lempar
sana sini hingga Amel menelpon ibunya yang kebetulan juga kuliah disini, kami
disuruh ke TU FIP dan alhamdulillah
masalah terpecahkan. Begitulah pengalaman gw ketika menjadi MABA, sebenarnya
sih masih banyak unek-uneknya tapi biarkan tetap menjadi rahasia. Hoho ^^