Banyak
sekali pro dan kontra tentang autis yang seringkali pendapat tersebut salah
kaprah di masyarakat. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering
muncul tentang autis berikut dengan jawabannya.
1.
Bagaimana pendapat anda tentang anak
autis yang tidak boleh mengenal dunia luar?
Sungguh amat disayangkan apabila anak autis tidak boleh mengenal dunia luar padahal
salah satu kebutuhan anak autis adalah bersosialisasi. Apabila anak
autis hanya dikurung di dalam rumah maka akan memperburuk kondisinya. Sebab, secara psikologi sosial, lingkungan dapat membentuk
kepribadian seorang anak seperti rasa kebersamaan, kepedulian, dan menghargai
perbedaan. Memenjarakan atau membatasi pergaulan seorang anak autis adalah
tindakan yang sarat dengan bahaya pribadi yang individualis, minder, dan putus
asa
2.
Bagaimana menurut anda, anak autis yang
menggunakan program home schooling. Sebutkan kelebihan dan kekurangan?
Pada dasarnya,
program home schooling merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak
autis. Kelebihannya adalah pembelajaran bagi anak autis dapat
disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga, kegiatan
pembelajarannya bisa lebih focus, Lebih memberikan peluang kemandirian dan
kreatifitas individual yang tidak didapatkan di sekolah, Memaksimalkan potensi
anak autis sejak usia dini dan mengikuti standar waktu yang ditetapkan oleh
sekolah, Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga relatif
terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang, Biaya pendidikan
disesuaikan dengan keadaan orang tua, home schooling dapat menjadi alternative
bentuk layanan pendidikan bagi anak autis. Kekurangannya adalah butuh
komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua, sosialisasi seumur relatif
rendah, anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara
social, perlindungan orang tua dapat
memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi social dan masalah
yang kompleks yang tidak terprediksi.
3.
Apa yang anda lakukan jika anak anda
terdeteksi autis?
Yang harus dilakukan jika anak terdeteksi
autis adalah pertama-tama adalah melakukan identifikasi kemuadian asesmen namun
ada juga beberapa langkah apabila anak erdeteksi autis,
·
Melakukan konsultasi
dengan tenaga medis, tenaga profesional, ahli terapis, pekerja sosial, konselor
yang menangani anak-anak autis.
·
Menyusun perencanaan
penanganan yang terbaik dan sesuai dengan karakteristik anak secara bersama;
orangtua dan tenaga medis
·
Mencari treatmen
alternatif dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga profesional untuk
mengurangi dampak gejala-gejala dari gangguan tersebut
·
Menyusun jadwal
pelatihan dan intervensi yang telah disusun oleh tenaga profesional secara
bersama-sama
·
Konsultasi secara
rutin
·
Sharing bersama dengan
orangtua lain yang memiliki anak dengan autis, tukar pengalaman dalam
menghadapi simtom autisme.
·
Mencari informasi dan
lembaga yang menangani anak-anak autis
·
Carilah dukungan dari
lembaga sosial, organisasi, LSM dalam merawat dan menangani anak-anak autis.
4.
keterampilan apa saja yang perlu dimiliki
oleh pengajar bagi anak autis, dalam hal ini keterampilan khusus, berbeda, dan
penting dimiliki?
Pengajar yang dibutuhkan bagi anak autis adalah orang-orang yang
selain memiliki kompetensi yang memadai untuk berhadapan dengan anak autis
tentunya juga harus memiliki minat atau ketertarikan untuk terlibat dalam
kehidupan anak autis, memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, dan kecenderungan
untuk selalu belajar sesuatu yang baru karena bidang ini adalah bidang baru
yang selalu berkembang. Keterampilan yang tidak kalah pentingnya yaitu
keterampilan dalam membuat program individual untuk siswa autis karena
bagaimanapun juga tujuan anak autis mngenyam pendidikan adalah diharapkan anak
autis dapat diketahui minat dan bakatnya serta diketahui kelemahan dan
kekerangannya sehingga anak dapat ditangani sesuai dengan kebutuhannya. Jangan
sampai terjadi salah salah asesmen karena jika asesmen sudah salah lalu guru
sudah pasti guru salah membuat program sehingga bisa terjadi mal praktek dalam
pembelajaran karena pembelajarannya tidak sesuai dengan kebutuhan anak.
5.
menurut anda, bagaimana suasana
pembelajaran yang baik bagi seorang anak autis seperti SR?
Karena kebutuhan setiap anak berbeda maka suasana belajar
bagi anak autis yang satu dengan yang lainnya pun berbeda. Ada anak autis yang akan etrganggu karena warna cat
ruangannya terlalu terang, ruangannya terlalu banyak gangguan suara atau
hal-hal lain yang berpotensi mengalihkan perhatian. Semua itu tergantung dari
kebutuhan masing-masing individu. Jadi apabila ditanya suasana pembelajaran
seperti apa yang cocok mungkin bisa dijawab suasana yang membuat anak tenang
dan suasana yang lebih privat antara guru dan murid
6.
apakah pada akhirnya anak autis dapat
hidup dilingkungan umum tanpa perlakuan khusus? Jelaskan!
Hal ini
bergantung pada faktor internal (diri anak autis sendiri) dan faktor eksternal,
yaitu lingkungan, apakah sistem di lingkungan mendukung atau memungkinkan anak
autis untuk dapat berfungsi secara baik dalam kesehariannya. Untuk beberapa kasus
yang amat jarang terjadi (sampai saat ini), ada individu dengan autisma dengan
kemampuan berkomunikasi yang memadai, tingkat inteligensi yang memadai, serta
pendidikan dapat mendukung dirinya untuk mandiri dan berbaur dengan lingkungan
tanpa perlakuan khusus..
7.
Apakah menurut anda pola makanan berpengaruh bagi anak autis? Mengapa?
Tentu saja berpengaruh, hal ini dikarenakan anak autis memiliki pencernaan
yang tidak sempurna dengan anak lainnya. hal ini dikarenakan bakteri patogen
dan jamur lebih banyak dibandingkan dengan bakteri baik sehingga bakteri
patogen dan jamur menggerogoti usus sehingga menyeabkan menyebabkan radang pada
dinding usus sehingga usus menjadi berpori dan menyebabkan kebocoran usus yang
dapat mengganggu pencernaan. Tumbuhnya bakteri dikarenakan bahan makanan tidak
dicerna secara sempurna sehingga mengendap dalam usus dan malah akan menjadi
racun bagi usus. Bahan makanan itu akan menjadi pupuk bagi jamur usus dan
mikroorganisme negatif lainnya sehingga jumlahnya makin meningkat dan makin
menggerogoti dinding usus sehingga luka usus makin semakin parah. Hal ini
menyebabkan anak autis sering mengalami masalah dengan saluran cerna seperti
sembelit dan/atau diare. Kebocoran usus juga memungkinkan bahan-bahan racun
tersebut masuk ke dalam darah, lalu menyebar ke seluruh tubuhnya termasuk otak
lalu mengganggu fungsinya dan membuat anak menjadi lebih sering tantrum. Anak
autis umumnya mengalami masalah pencernaan, terutama makanan yang mengandung casein
(protein susu) dan gluten (protein tepung).
Hasil pemeriksaan menunjukkan 95 persen anak autis alergi terhadap kasein dan
gluten. Kasein dapat ditemukan di susu
formula dan tidak dapat dicerna. Hal ini kerap membuat anak diare
berkepanjangan. Selain itu, anak autis juga harus menghindari konsumsi makanan
berbahan tepung terigu yang mengandung gluten. Acapkali tubuhnya tak dapat memproduksi enzim pencerna gluten.
8. Berikan contoh ilustrasi, apakah yang
menyebabkan anak autis tantrum dan langkah apa yang seharusnya dilakukan?
Contoh
sederhana anak autis yang tantrum ialah ketika mereka merasa jenuh dengan
pelajaran yang diberikan oleh guru atau terapis sehingga emosinya akan
meledak-ledak dan ingin membanting semua yang berada di depannya seperti meja,
kursi, pintu pun dibanting, lalu menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
Langkah yang harus dilakukan pertama-tama adalah membatasi geraknya yaitu
dengan cara memegang tangan dan kakinya sehingga dengan begitu anak tidak dapat
bergerak secara bebas dan ketika melakukan hal tersebut guru atau terapis harus
tegas walaupun anak menangis guru harus tidak gentar. Hal tersebut dilakukan
agar anak dengan perlahan dapat tenang sehingga proses belajar dapat dilakukan
kembali.
9. Anak autis memerlukan biaya yang mahal
untuk pemenuhan kebutuhannya, apakah anda setuju dan jelaskan!
Saya
setuju, karena dari segi makanan saja anak autis memerlukan makanan yang khusus
mereka tidak boleh makan makanan yang mengandung tepung dan susu lalu coklat
juga tidak boleh sehingga bahan makanannya pun harus dibeli khusus dengan harga yang lebih tinggi di toko bahan makanan
untuk anak autis. Untuk sekolah pun apaabila mereka bersekolah di sekolah
khusus maka biayanya pun lebih tinggi daripada sekolah regular namaun apabila
anak autis bersekola di sekolah regular
maka membutuhkan guru shadow untuk mendampinginya. Selain sekolah anak
autis juga memerlukan terapi untuk menunjang kebutuhannya. Untuk terapi pun
juga memerlukan biaya yang tidak sedikit apalagi terapi yang dijalani anak
autis pun tidak hanya satu macam dan biaya untuk terapinya pun dihitung per-jam
sehingga dalam sebulan orang tua harus mengeluarkan biaya hingga berjuta-juta
untuk memenuhi kebutuhan anak autis.
10. Penerapan intervensi dini baik untuk peningkatan kemampuan
anak autis, jelaskan !
Intervensi dini
pada dasarnya adalah menelaah, mengamati
perkembangan anak pada usia dini dan anak dideteksi apakah mengalami resiko
kondisi perkembangan yang tidak sesuai usia atau berbagai kebutuhan khusus
lainnya. Sehingga dapat memperbaiki masalah-masalah perkembangan yang ada dan
mengantisipasinya. Program intervensi dini
dilakukan untuk
menembus tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi
dengan orang lain melalui cara menunjuk jari,
mengguanakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata-kata. Program ini
terdiri dari Terapi fisik dan terapi okupasional (pengobatan
dengan memberikan pekerjaan/kegiatan tertentu), Terapi wicara dan bahasa,
Pendidikan masa kanak-kanak dini, Perangsangan sensorik. Program ini tentu saja
baik untuk peningkatan kemampuan anak autis karena kebutuhan anak autis akan
terpenuhi secara perlahan sehingga anak autis dapat bersosialisasi,
mandiri, serta dapat mengembangkan bakat bdan minatnya.
11. Proses pembelajaran seperti apa yang baik untuk anak autis
disekolah inklusi?
Proses pembelajaran
yang baik ialah proses yang dapat memenuhi kebutuhan siswa. Pertama-tama
kurikulum harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak karena apabila
kurikulumnya dan guru harus membuat PPI untuk siswa sehingga guru dapat
mengetahui apa yang dibutuhkan siswa dan apa yang memang menjadi kelemahan
siswa jarena apabila guru memaksakan materi yang sama untuk siswa autis maka
akan terlalu berat mengikutinya maka bisa-bisa siswa menjadi benci belajar dan
tidak mau sekolah lagi karena ia merasa telah tertinggal jauh dari
teman-temannya. Guru-guru yang menangani siswa autis juga harus kreatif dalam
proses pembelajarannya dengan dibuatkan media sehingga baik siswa autis maupun
siswa normal dapat fokus ke pelajaran supaya kegiatan belajar menjadi lebih menarik
dan dapat menarik minat siswa autis untuk lebih paham akan materi dan lebih
menjadi ingin tahu tentang materi tersebut. Dalam proses pembelajarannya Siswa
autis harus dibimbing secara individual oleh guru agar siswa dapat fokus dengan
apa yang dipelajarinya dan proses KBM menjadi lebih optimal.
12. apa tujuan inti dari proses pembelajaran di sekolah
inklusi?
Inti dari
pembelajaran anak autis di sekolah inklusi adalah memberi kesempatan siswa
autis untuk mengembangkan dirinya sebagai seorang individu. Siswa menjadi lebih mengenal suasana di
sekolah regular yang memiliki siswa normal dengan berbagai karakter sehingga
semakin mempersiapkan siswa kepada dunia luas. Dengan bersekolah di sekolah
inklusi bisa saja kebutuhan anak lebih terpenuhi. Mungkin saja anak autis
menjadi lebih bisa mandiri, bersosialisasi bahkan mengembangkan minat dan
bakatnya. Siswa yang normal pun jadi bisa belajar menghargai dan mengakrabkan
diri dengan temannya yang memiliki kebutuhan khusus sehingga perilaku bullying
terhadap siswa yang berkebutuhan khusus dapat dcegah.
13.
Apa saja Metode Pembelajaran bagi siswa
autis?
Metode pembelajaran bagi siswa autis yaitu
diantaranya :
-
Discrete Tial Training (DTT) : dalam
pembelajarannya digunakan stimulus respon atau yang dikenal dengan operand
conditioning. Dalam prakteknya guru memberikan stimulus pada anak agar anak
memberi respon. Apabila perilaku anak baik maka guru memberikan reinforcement
(penguatan). Sebaliknya perilaku anak yang buruk dihilangkan melalui time out
atau hukuman atau kata “tidak”. Dalam teknisnya DTT terdiri dari 4 bagian
yaitu: stimulasi dari guru agar anak berespons, respon anak, konsekuensi,
berhenti sejenak, dilanjutkan dengan perintah selanjutnya.
-
Intervensi LEAP (Learning Experience and
Alternative Programfor Preschoolers and Parents) menggunakan stimulus respon
(sama dengan DTT) tetapi anak langsung berada dalam lingkungan social (dengan
teman-teman). Anak autis belajar berprilaku melalui pengamatan perilaku orang
lain. Prinsip yang mendasarinya adalah: semua anak mendapat keuntungan dari
lingkungan, anak akan semakin membaik jika intevensi berlangsung konsisten baik
di rumah, sekolah, maupun masyarakat.
Keberhasilan semakin besar jika orang tua dan guru bekeja sama, anak autis bisa
saling belajar dari teman-teman sebaya mereka, intervensi aruslah terancang,
sistematis, individual.
-
Floor
Time merupakan teknik pembelajaran melalui kegiatan intervensi interaktif.
Interaksi anak dalam hubungan dan pola keluarga merupakan kondisi penting dalam
menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan kemampuan anak dari segi komunikasi,
social, dan perilaku anak.
-
TEACCH
(Treatment and Education for Autistic Childrent and Related Communication
Handicaps) merupakan pembelajaran bagi anak dengan memperhatikan seluruh aspek
layanan untuk pengembangan komunikasi anak. Pelayanan diprogramkan dari segi
diagnosa, terapi, konsultasi, kerjasama, dan layanan lain yang dibutuhkan baik
oleh anak maupun orangtua.
14.
apa tujuan Pendidikan untuk anak autis?
tujuan
pendidikan autis adalah memberikan bekal agar setiap insan memiliki masa depan
dengan kualitas hidup yang lebih baik. Seperti anak dapat mengendalikan emosinya, melakukan aktivitasnya
sehari-hari secara mandiri, dapat bersosialisai dengan keluarga maupun
lingkungan sekitarnya dengan baik. Dengan adanya pendidikan untuk anak autis
kebutuhannya akan terpenuhi maka lebih mudah mengetahui bakat dan minatnya
sehingga guru dapat mengembangkannya. Dengan dikembangkannya bakat dan minat
anak tidak mustahil bahwa anak dapat kesempatan untuk sukses seperti
orang-orang yang normal lainnya.
15.
apa teknik yang digunakan guru untuk mengajarkan anak autis?
teknik
yang digunakan guru agar anak mau mendengarkan diantaranya yaitu pertama-tama
kita lihat apa yang menjadi kegemaran anak tersebut apakah ia senang menggambar,
menyanyi, atau bermain sesuatu atau kegemaran lainnya. Lalu kita dekati anak
tesebut secara individual. Sebagai contoh apabila anak gemar bernyanyi maka
agar anak mau mendengarkan kita maka mungkin ketika memberikan materi pada anak
bisa saja sambil diajak menyanyi. Apabila anak terpaku pada suatu hal sepeti
mainan sebagai contoh guru ingin anak menebak sebuah kartu yang guru pegang
namun anak terpaku pada mainannya maka arahkan wajahnya pada kita lalu apabila
tidak berhasil atau anak masih terpaku pada mainannya maka kita ambil sebentar
mainannya sambil menyebut “ini gambar apa?”
dan ada satu
lagi pertanyaan yang sering diajukan, apakah autis itu bisa sembuh? Jawabannya tentu
saja TIDAK karena autis itu bukan penyakit. Seperti ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)
lainnya, mereka tidak bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa diminimalisir
kekurangannnya dan digali potensinya. Apabila mereka bisa digali potensinya
dengan baik maka mereka akan seperti anak normal. sehingga peran antara terapi,
sekolah, dan lingkungan di rumah adalah 3 unsur yang bisa membuat anak autis
menjadi hebat melebihi anak normal.
Thank
You ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar