Kamis, 16 Mei 2013

Pertanyaan Seputar Autis


Banyak sekali pro dan kontra tentang autis yang seringkali pendapat tersebut salah kaprah di masyarakat. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul tentang autis berikut dengan jawabannya.

1.      Bagaimana pendapat anda tentang anak autis yang tidak boleh mengenal dunia luar?
Sungguh amat disayangkan apabila anak autis tidak boleh mengenal dunia luar padahal salah satu kebutuhan anak autis adalah bersosialisasi. Apabila anak autis hanya dikurung di dalam rumah maka akan memperburuk kondisinya. Sebab, secara psikologi sosial, lingkungan dapat membentuk kepribadian seorang anak seperti rasa kebersamaan, kepedulian, dan menghargai perbedaan. Memenjarakan atau membatasi pergaulan seorang anak autis adalah tindakan yang sarat dengan bahaya pribadi yang individualis, minder, dan putus asa

2.      Bagaimana menurut anda, anak autis yang menggunakan program home schooling. Sebutkan kelebihan dan kekurangan?
Pada dasarnya, program home schooling merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak autis. Kelebihannya adalah pembelajaran bagi anak autis dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga, kegiatan pembelajarannya bisa lebih focus, Lebih memberikan peluang kemandirian dan kreatifitas individual yang tidak didapatkan di sekolah, Memaksimalkan potensi anak autis sejak usia dini dan mengikuti standar waktu yang ditetapkan oleh sekolah, Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang, Biaya pendidikan disesuaikan dengan keadaan orang tua, home schooling dapat menjadi alternative bentuk layanan pendidikan bagi anak autis. Kekurangannya adalah butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua, sosialisasi seumur relatif rendah, anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara social, perlindungan orang tua  dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi social dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.

3.      Apa yang anda lakukan jika anak anda terdeteksi autis?
Yang harus dilakukan jika anak terdeteksi autis adalah pertama-tama adalah melakukan identifikasi kemuadian asesmen namun ada juga beberapa langkah apabila anak erdeteksi autis,
·         Melakukan konsultasi dengan tenaga medis, tenaga profesional, ahli terapis, pekerja sosial, konselor yang menangani anak-anak autis.
·         Menyusun perencanaan penanganan yang terbaik dan sesuai dengan karakteristik anak secara bersama; orangtua dan tenaga medis
·         Mencari treatmen alternatif dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga profesional untuk mengurangi dampak gejala-gejala dari gangguan tersebut
·         Menyusun jadwal pelatihan dan intervensi yang telah disusun oleh tenaga profesional secara bersama-sama
·         Konsultasi secara rutin
·         Sharing bersama dengan orangtua lain yang memiliki anak dengan autis, tukar pengalaman dalam menghadapi simtom autisme.
·         Mencari informasi dan lembaga yang menangani anak-anak autis
·         Carilah dukungan dari lembaga sosial, organisasi, LSM dalam merawat dan menangani anak-anak autis.

4.            keterampilan apa saja yang perlu dimiliki oleh pengajar bagi anak autis, dalam hal ini keterampilan khusus, berbeda, dan penting dimiliki?

Pengajar yang dibutuhkan bagi anak autis adalah orang-orang yang selain memiliki kompetensi yang memadai untuk berhadapan dengan anak autis tentunya juga harus memiliki minat atau ketertarikan untuk terlibat dalam kehidupan anak autis, memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, dan kecenderungan untuk selalu belajar sesuatu yang baru karena bidang ini adalah bidang baru yang selalu berkembang. Keterampilan yang tidak kalah pentingnya yaitu keterampilan dalam membuat program individual untuk siswa autis karena bagaimanapun juga tujuan anak autis mngenyam pendidikan adalah diharapkan anak autis dapat diketahui minat dan bakatnya serta diketahui kelemahan dan kekerangannya sehingga anak dapat ditangani sesuai dengan kebutuhannya. Jangan sampai terjadi salah salah asesmen karena jika asesmen sudah salah lalu guru sudah pasti guru salah membuat program sehingga bisa terjadi mal praktek dalam pembelajaran karena pembelajarannya tidak sesuai dengan kebutuhan anak.

5.      menurut anda, bagaimana suasana pembelajaran yang baik bagi seorang anak autis seperti SR?
Karena kebutuhan setiap anak berbeda maka suasana belajar bagi anak autis yang satu dengan yang lainnya pun berbeda. Ada anak autis yang akan etrganggu karena warna cat ruangannya terlalu terang, ruangannya terlalu banyak gangguan suara atau hal-hal lain yang berpotensi mengalihkan perhatian. Semua itu tergantung dari kebutuhan masing-masing individu. Jadi apabila ditanya suasana pembelajaran seperti apa yang cocok mungkin bisa dijawab suasana yang membuat anak tenang dan suasana yang lebih privat antara guru dan murid
6.      apakah pada akhirnya anak autis dapat hidup dilingkungan umum tanpa perlakuan khusus? Jelaskan!
Hal ini bergantung pada faktor internal (diri anak autis sendiri) dan faktor eksternal, yaitu lingkungan, apakah sistem di lingkungan mendukung atau memungkinkan anak autis untuk dapat berfungsi secara baik dalam kesehariannya. Untuk beberapa kasus yang amat jarang terjadi (sampai saat ini), ada individu dengan autisma dengan kemampuan berkomunikasi yang memadai, tingkat inteligensi yang memadai, serta pendidikan dapat mendukung dirinya untuk mandiri dan berbaur dengan lingkungan tanpa perlakuan khusus..
7.      Apakah menurut anda pola makanan berpengaruh bagi anak autis? Mengapa?
Tentu saja berpengaruh, hal ini  dikarenakan anak autis memiliki pencernaan yang tidak sempurna dengan anak lainnya. hal ini dikarenakan bakteri patogen dan jamur lebih banyak dibandingkan dengan bakteri baik sehingga bakteri patogen dan jamur menggerogoti usus sehingga menyeabkan menyebabkan radang pada dinding usus sehingga usus menjadi berpori dan menyebabkan kebocoran usus yang dapat mengganggu pencernaan. Tumbuhnya bakteri dikarenakan bahan makanan tidak dicerna secara sempurna sehingga mengendap dalam usus dan malah akan menjadi racun bagi usus. Bahan makanan itu akan menjadi pupuk bagi jamur usus dan mikroorganisme negatif lainnya sehingga jumlahnya makin meningkat dan makin menggerogoti dinding usus sehingga luka usus makin semakin parah. Hal ini menyebabkan anak autis sering mengalami masalah dengan saluran cerna seperti sembelit dan/atau diare. Kebocoran usus juga memungkinkan bahan-bahan racun tersebut masuk ke dalam darah, lalu menyebar ke seluruh tubuhnya termasuk otak lalu mengganggu fungsinya dan membuat anak menjadi lebih sering tantrum. Anak autis umumnya mengalami masalah pencernaan, terutama makanan yang mengandung casein (protein susu) dan gluten (protein tepung). Hasil pemeriksaan menunjukkan 95 persen anak autis alergi terhadap kasein dan gluten.  Kasein dapat ditemukan di susu formula dan tidak dapat dicerna. Hal ini kerap membuat anak diare berkepanjangan. Selain itu, anak autis juga harus menghindari konsumsi makanan berbahan tepung terigu yang mengandung gluten. Acapkali tubuhnya tak dapat memproduksi enzim pencerna gluten.
8.      Berikan contoh ilustrasi, apakah yang menyebabkan anak autis tantrum dan langkah apa yang seharusnya dilakukan?

Contoh sederhana anak autis yang tantrum ialah ketika mereka merasa jenuh dengan pelajaran yang diberikan oleh guru atau terapis sehingga emosinya akan meledak-ledak dan ingin membanting semua yang berada di depannya seperti meja, kursi, pintu pun dibanting, lalu menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Langkah yang harus dilakukan pertama-tama adalah membatasi geraknya yaitu dengan cara memegang tangan dan kakinya sehingga dengan begitu anak tidak dapat bergerak secara bebas dan ketika melakukan hal tersebut guru atau terapis harus tegas walaupun anak menangis guru harus tidak gentar. Hal tersebut dilakukan agar anak dengan perlahan dapat tenang sehingga proses belajar dapat dilakukan kembali.

9.      Anak autis memerlukan biaya yang mahal untuk pemenuhan kebutuhannya, apakah anda setuju dan jelaskan!
Saya setuju, karena dari segi makanan saja anak autis memerlukan makanan yang khusus mereka tidak boleh makan makanan yang mengandung tepung dan susu lalu coklat juga tidak boleh sehingga bahan makanannya pun harus dibeli khusus dengan  harga yang lebih tinggi di toko bahan makanan untuk anak autis. Untuk sekolah pun apaabila mereka bersekolah di sekolah khusus maka biayanya pun lebih tinggi daripada sekolah regular namaun apabila anak autis bersekola di sekolah regular  maka membutuhkan guru shadow untuk mendampinginya. Selain sekolah anak autis juga memerlukan terapi untuk menunjang kebutuhannya. Untuk terapi pun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit apalagi terapi yang dijalani anak autis pun tidak hanya satu macam dan biaya untuk terapinya pun dihitung per-jam sehingga dalam sebulan orang tua harus mengeluarkan biaya hingga berjuta-juta untuk memenuhi kebutuhan anak autis.

10.  Penerapan intervensi dini baik untuk peningkatan kemampuan anak autis, jelaskan !
Intervensi dini pada dasarnya adalah menelaah, mengamati perkembangan anak pada usia dini dan anak dideteksi apakah mengalami resiko kondisi perkembangan yang tidak sesuai usia atau berbagai kebutuhan khusus lainnya. Sehingga dapat memperbaiki masalah-masalah perkembangan yang ada dan mengantisipasinya.  Program intervensi dini dilakukan untuk menembus tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain melalui cara menunjuk jari, mengguanakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata-kata. Program ini terdiri dari Terapi fisik dan terapi okupasional (pengobatan dengan memberikan pekerjaan/kegiatan tertentu), Terapi wicara dan bahasa, Pendidikan masa kanak-kanak dini, Perangsangan sensorik. Program ini tentu saja baik untuk peningkatan kemampuan anak autis karena kebutuhan anak autis akan terpenuhi secara perlahan sehingga anak autis dapat  bersosialisasi, mandiri, serta dapat mengembangkan bakat bdan minatnya.

11.  Proses pembelajaran seperti apa yang baik untuk anak autis disekolah inklusi?
Proses pembelajaran yang baik ialah proses yang dapat memenuhi kebutuhan siswa. Pertama-tama kurikulum harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak karena apabila kurikulumnya dan guru harus membuat PPI untuk siswa sehingga guru dapat mengetahui apa yang dibutuhkan siswa dan apa yang memang menjadi kelemahan siswa jarena apabila guru memaksakan materi yang sama untuk siswa autis maka akan terlalu berat mengikutinya maka bisa-bisa siswa menjadi benci belajar dan tidak mau sekolah lagi karena ia merasa telah tertinggal jauh dari teman-temannya. Guru-guru yang menangani siswa autis juga harus kreatif dalam proses pembelajarannya dengan dibuatkan media sehingga baik siswa autis maupun siswa normal dapat fokus ke pelajaran supaya kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan dapat menarik minat siswa autis untuk lebih paham akan materi dan lebih menjadi ingin tahu tentang materi tersebut. Dalam proses pembelajarannya Siswa autis harus dibimbing secara individual oleh guru agar siswa dapat fokus dengan apa yang dipelajarinya dan proses KBM menjadi lebih optimal.

12.  apa tujuan inti dari proses pembelajaran di sekolah inklusi?
Inti dari pembelajaran anak autis di sekolah inklusi adalah memberi kesempatan siswa autis untuk mengembangkan dirinya sebagai seorang individu. Siswa menjadi lebih mengenal suasana di sekolah regular yang memiliki siswa normal dengan berbagai karakter sehingga semakin mempersiapkan siswa kepada dunia luas. Dengan bersekolah di sekolah inklusi bisa saja kebutuhan anak lebih terpenuhi. Mungkin saja anak autis menjadi lebih bisa mandiri, bersosialisasi bahkan mengembangkan minat dan bakatnya. Siswa yang normal pun jadi bisa belajar menghargai dan mengakrabkan diri dengan temannya yang memiliki kebutuhan khusus sehingga perilaku bullying terhadap siswa yang berkebutuhan khusus dapat dcegah.

13.        Apa saja Metode Pembelajaran bagi siswa autis?
Metode pembelajaran bagi siswa autis yaitu diantaranya :
-          Discrete Tial Training (DTT) : dalam pembelajarannya digunakan stimulus respon atau yang dikenal dengan operand conditioning. Dalam prakteknya guru memberikan stimulus pada anak agar anak memberi respon. Apabila perilaku anak baik maka guru memberikan reinforcement (penguatan). Sebaliknya perilaku anak yang buruk dihilangkan melalui time out atau hukuman atau kata “tidak”. Dalam teknisnya DTT terdiri dari 4 bagian yaitu: stimulasi dari guru agar anak berespons, respon anak, konsekuensi, berhenti sejenak, dilanjutkan dengan perintah selanjutnya.
-          Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative Programfor Preschoolers and Parents) menggunakan stimulus respon (sama dengan DTT) tetapi anak langsung berada dalam lingkungan social (dengan teman-teman). Anak autis belajar berprilaku melalui pengamatan perilaku orang lain. Prinsip yang mendasarinya adalah: semua anak mendapat keuntungan dari lingkungan, anak akan semakin membaik jika intevensi berlangsung konsisten baik di rumah,  sekolah, maupun masyarakat. Keberhasilan semakin besar jika orang tua dan guru bekeja sama, anak autis bisa saling belajar dari teman-teman sebaya mereka, intervensi aruslah terancang, sistematis, individual. 
-          Floor Time merupakan teknik pembelajaran melalui kegiatan intervensi interaktif. Interaksi anak dalam hubungan dan pola keluarga merupakan kondisi penting dalam menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan kemampuan anak dari segi komunikasi, social, dan perilaku anak.
-          TEACCH (Treatment and Education for Autistic Childrent and Related Communication Handicaps) merupakan pembelajaran bagi anak dengan memperhatikan seluruh aspek layanan untuk pengembangan komunikasi anak. Pelayanan diprogramkan dari segi diagnosa, terapi, konsultasi, kerjasama, dan layanan lain yang dibutuhkan baik oleh anak maupun orangtua.

14.  apa tujuan Pendidikan untuk anak autis?
tujuan pendidikan autis adalah memberikan bekal agar setiap insan memiliki masa depan dengan kualitas hidup yang lebih baik. Seperti anak dapat mengendalikan emosinya, melakukan aktivitasnya sehari-hari secara mandiri, dapat bersosialisai dengan keluarga maupun lingkungan sekitarnya dengan baik. Dengan adanya pendidikan untuk anak autis kebutuhannya akan terpenuhi maka lebih mudah mengetahui bakat dan minatnya sehingga guru dapat mengembangkannya. Dengan dikembangkannya bakat dan minat anak tidak mustahil bahwa anak dapat kesempatan untuk sukses seperti orang-orang yang normal lainnya.

15.  apa teknik yang digunakan guru untuk mengajarkan anak autis?
teknik yang digunakan guru agar anak mau mendengarkan diantaranya yaitu pertama-tama kita lihat apa yang menjadi kegemaran anak tersebut apakah ia senang menggambar, menyanyi, atau bermain sesuatu atau kegemaran lainnya. Lalu kita dekati anak tesebut secara individual. Sebagai contoh apabila anak gemar bernyanyi maka agar anak mau mendengarkan kita maka mungkin ketika memberikan materi pada anak bisa saja sambil diajak menyanyi. Apabila anak terpaku pada suatu hal sepeti mainan sebagai contoh guru ingin anak menebak sebuah kartu yang guru pegang namun anak terpaku pada mainannya maka arahkan wajahnya pada kita lalu apabila tidak berhasil atau anak masih terpaku pada mainannya maka kita ambil sebentar mainannya sambil menyebut “ini gambar apa?”

dan ada satu lagi pertanyaan yang sering diajukan, apakah autis itu bisa sembuh? Jawabannya tentu saja TIDAK karena autis itu bukan penyakit. Seperti ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) lainnya, mereka tidak bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa diminimalisir kekurangannnya dan digali potensinya. Apabila mereka bisa digali potensinya dengan baik maka mereka akan seperti anak normal. sehingga peran antara terapi, sekolah, dan lingkungan di rumah adalah 3 unsur yang bisa membuat anak autis menjadi hebat melebihi anak normal.



Thank You ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar