Bina Diri mengacu pada suatu kegiatan
yang bersifat pribadi, tetapi memiliki dampak dan berkaitan dengan human
relationship. Disebut pribadi karena mengandung pengertian bahwa
keterampilan-keterampilan yang diajarkan atau dilatihkan menyangkut kebutuhan
individu yang harus dilakukan sendiri tanpa dibantu oleh orang lain bila
kondisinya memungkinkan. Beberapa istilah yang biasa digunakan untuk
menggantikan istilah Bina Diri yaitu “Self Care”, “Self Help Skill”,
atau “Personal Management”. Istilah-istilah tersebut memiliki esensi
sama yaitu membahas tentang mengurus diri sendiri berkaitan dengan kegiatan
rutin harian.
Ditinjau
dari arti kata: Bina berarti membangun/proses penyempurnaan agar lebih baik,
maka Bina Diri adalah usaha membangun diri individu baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial melalui pendidikan di keluarga, di sekolah, dan
di masyarakat sehingga terwujutnya kemandirian dengan keterlibatannya dalam
kehidupan sehari-hari secara memadai. Bila ditinjau lebih jauh, istilah Bina
Diri lebih luas dari istilah mengurus diri, menolong diri, dan merawat diri,
karena kemampuan bina diri akan mengantarkan anak berkebutuhan khusus dapat
menyesuaikan diri dan mencapai kemandirian.
Pembelajaran
Bina Diri diajarkan atau dilatihkan pada Anak tuna garahita mengingat dua aspek
yang melatar belakanginya. Latar belakang yang utama yaitu aspek kemandirian
yang berkaitan dengan aspek kesehatan, dan latar belakang lainnya yaitu
berkaitan dengan kematangan sosial budaya. Beberapa kegiatan
rutin harian yang perlu diajarkan meliputi kegiatan atau keterampilan mandi,
makan, menggosok gigi, dan ke kamar kecil (toilet); merupakan kegiatan yang
sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan seseorang. Kegiatan atau
keterampilan bermobilisasi (mobilitas), berpakaian dan merias diri (grooming)
selain berkaitan dengan aspek kesehatan juga berkaitan dengan aspek social
budaya, hal ini sejalan dengan Arifah A. Riyanto (1979 : 93) yang menyatakan,
ditinjau dari sudut social budaya maka pakaian merupakan salah satu alat untuk
berkomunikasi dengan manusia lain. Dengan demikian jelaslah
bahwa pakaian ini bukan saja untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat biologis
material, tetapi juga akan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan social
psikologis. Berpakaian yang cocok atau serasi baik dengan dirinya ataupun
keadaan sekelilingnya akan dapat memberikan kepercayaan pada diri sendiri...
Bina Diri,
yaitu: (a) mengembangkan keterampilan-keterampilan pokok/penting untuk
memelihara (maintenance) dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan personal. (b) Untuk
melengkapi tugas-tugas pokok secara efisien dalam kontak social sehingga dapat
diterima di lingkungan kehidupannya, (c) Meningkatkan kemandirian.
Tujuan
bidang kajian Bina Diri secara umum adalah agar anak berkebutuhan khusus dapat
mandiri dengan tidak/kurang bergantung pada orang lain dan mempunyai rasa
tanggung jawab. Sedangkan tujuan khususnya adalah: = Menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan ABK dalam tatalaksana pribadi (mengurus diri, menolong
diri, merawat diri). = Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan ABK dalam
berkomunikasi sehingga dapat mengkomunikasikan keberadaan dirinya. =
Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan ABK dalam hal sosialisasi.
Program khusus Bina Diri
terdiri dari beberapa aspek pengembangan dimana satu sama lainnya berhubungan
dan ada keterkaitan, yaitu: a. Merawat diri: makan-minum, kebersihan badan,
menjaga kesehatan
b. Mengurus diri: berpakaian, berhias diri
c. Menolong diri: menghindar dan mengendalikan
diri dari bahaya
d. Berkomunikasi: komunikasi non-verbal, verbal,
atau tulisan
e. Bersosialisasi: pernyataan diri, pergaulan
dengan anggota keluarga, teman, dan anggota masyarakat
f.
Penguasaan pekerjaan: pemeliharaan alat, penguasaan keterampilan, mencari
informasi pekerjaan, mengkomunikasikan hasil pekerjaan dengan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar