Minggu, 19 Mei 2013

Hakikat keterampilan motorik



a.      Pengertian Keterampilan
Cronbach menulis bahwa keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatik, cepat, dan akurat.[1] Berdasarkan pengertian ini keterampilan dapat diartikan seperti suatu aktivitas yang alami dan sudah terorganisasi dengan baik serta akurat dalam pengerjaannya. Sementara, Nadler (1986) mengatakan, keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas.[2] Keterampilan dapat dibilang sebagai sebuah kegiatan yang berupa praktek-praktek yang biasa dilakukan.
Keterampilan dapat sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak. Sebagai indikator dari tingkat kemahiran maka keterampilan diartikan sebagai kompetensi yang diperagakan oleh seseorang dalam menjalankan suatu tugas berkaitan dengan suatu tujuan.[3] Semakin mampu seseorang menguasai suatu tujuan dalam tugas-tugas motorik yang diharapkan maka orang tersebut semakin terampil. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan merupakan sebuah indikator kecekatan, ketepatan dalam melakukan suatu aktivitas maupun kegiatan yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara otomatis.

b.     Pengertian Keterampilan Motorik
 Semua kegiatan manusia bergantung pada aspek motoriknya dalam melaksanakan aktivitasnya mulai dari berjalan, berlari, makan, bernafas. Sehingga David Gallahue menyatakan bahwa motorik adalah faktor dasar yang mempengaruhi gerakan.[4] Hal ini dikarenakan tanpa adanya motorik maka tidak akan ada gerakan dan tidak ada aktivitas bila tidak ada gerakan. Sedangkan keterampilan motorik menurut Gagne adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud gerak otomatisasi.[5]  Keterampilan motorik yang dimaksud adalah keterampilan dalam melakukan gerakan-gerakan fisik yang memerlukan koordinasi antara otot dan syaraf untuk menghasilkan gerakan-
gerakan yang terotomatisasi. Ketika seseorang melakukan sebuah keterampilan motorik berupa tindakan maka bagian tubuh tersebut mendapat kontrol gerakan yang alami dan sukarela dari bagian tubuh yang meliputi tindakan tadi.  Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik adalah s tindakan yang berupa serangkaian gerakan-gerakan yang sukarela hasil kontrol dari bagian-bagian tubuh yang melatari tindakan tersebut.
Penguasaan suatu keterampilan motorik merupakan suatu proses dimana seseorang mengembangkan seperangkat respons ke dalam suatu suatu pola gerak yang terkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu.[6] Tiap keterampilan motorik memerlukan pengorganisasian berupa gerakan otot, baik dalam aspek tempat maupun waktu. Pengorganisasian otot menurut tempat dapat diartikan terdapat sekelompok otot yang terpilih dalam melakukan suatu gerakan. Pengorganisasian otot menurut waktu dapat diartikan otot-otot yang berkontraksi maupun yang berelaksasi harus terjadi pada waktu yang tepat dan serasi.
Keterampilan motorik dibagi menjadi keterampilan motorik kasar dan  keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar, seperti menggerakkan lengan dan berjalan. [7] Jadi keterampilan motorik kasar lebih kepada kegiatan yang melibatkan kontrol tubuh dan koordinasi yang baik dan aktivitas yang bersifat bergerak seperti berjalan dan berlari.
Sedangkan Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang diatur secara halus, menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan menunjukkan keterampilan motorik halus.[8] Keterampilan motorik halus melibatkan sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jari, tangan, lengan, dan membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata-tangan. Keterampilan ini lebih kepada keterampilan yang melibatkan keterampilan tangan seperti makan, menggambar, menulis, mengetik, dan menjahit.


[1] Elizabeth Hurlock. Perkembangan anak, (Jakarta: Penerbit Erlangga., 2008), h. 154.
[3] Rusli Lutan. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode,  (Jakarta: Depdikbud., 1988), h. 95.
[4]  David L. Gallahue dan John C. Ozmun. Understanding Motor Development 2006, ( New York: Mc Graw-Hill Companies., 2006), h. 13.
[5]  Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta., 2009), h. 12.
[6]  Lutan. Op.Cit., h. 95.
[7] John  W. Santrock. Perkembangan anak. (Jakarta: Erlangga., 2007) h. 210
[8] Ibid. h. 216.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar