Disusun
Oleh:
1. Yonathan Aritonang 1335081073
2. Rahmah Ariani 1335081074
3. Neni Isnaeni 1335081086
4. Nadya Agustina 1335081096
5. Aprilya S. 1335081097
6. Anggie Susilawati 1335081100
7. Nurul Kiko Yuanita 1335081101
8. Arum Susanti 1335082915
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Jasmani Khusus
didefinisikan sebagai satu sistem penyampaian pelayanan yang komprehensif yang
dirancang untuk mengidentifikasi, dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor
. Pelayanan tersebut mencakup penilaian, program pendidikan individual (PPI),
pengajaran bersifat pengembangan dan / atau yang disarankan, konseling dan
koordinasi dari sumber atau layanan yang terkait untuk memberikan pengalaman
pendidikan jasmani yang optimal kepada semua anak dan pemuda.
Pelayanan ini dapat
diberikan oleh spesialis dalam pendidikan jasmani khusus atau oleh seorang guru
Pendidikan Jasmani yang telah memperoleh latihan khusus untuk melaksanakan
berbagai macam tugas .
Secara singkat dapat dikatakan bahwa
pendidikan jasmani khusus adalah satu bagian khusus adalah satu bagian khusus
dalam pendidikan jasmani yang dikembangkan untuk menyediakan program bagi
individu dengan kebutuhan khusus.
Selain itu diketahui pula
bahwa tujuan pendidikan jasmani bagi yang berkelainan adalah untuk membantu
mereka mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan
sosial yang sepadan dengan potensi mereka melalui program aktivitas pendidikan
jasmani biasa dan khusus yang dirancang dengan hati-hati. Maka dari itu
disusunlah makalah ini untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai anak-anak
berpendengaran Terbatas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PENDIDIKAN
JASMANI ADAPTIF UNTUK ANAK TUNARUNGU
1.
Pengertian
Pendidikan Jasmani
Pendidikan
Jasmani merupakan proses pendidikan yang menyeluruh yang menggunakan aktivitas
fisik, permainan,dan olahraga yang terpilih sebagai media atau alatnya. Penjas
tidak hanya menekankan pada penguasaan aspekbketerampilan motorik atau
keterampilan berolahraga saja, tapi lebih dari itu, melalui aktivitas fisik,
permainan, atau olahraga yang dilaksanakan secara teratur dan dalam suasana
kependidikan dapat mengembangkan seluruh kepribadian anak yang meliputi aspek
mental emosional, intelektual, moral, dan estetika. Disamping
itu, penjas bagi anak yang berkelainan dapat berfungsi sebagai sasaran
normalitas dan rehabilitas.
2.
Pengertian
Pendidikan Jasmani Adaptif
Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan
jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh
proses pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang
bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan
dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor.
Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problim dalam ranah psikomotor. Masalah
psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik,
keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian ABK bermasalah dalam interaksi
sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan
pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar dan akan
mampu mengembangkan dan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.
a.
Ciri dari program pengajaran
penjas Adaptif
Sifat program pengajaran
pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan nama
pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif. Adapun ciri tersebut adalah:
1)
Program Pengajaran Penjas adaptif disesuiakan dengan jenis dan karakteristik
kelainan siswa. Hal ini dimaksutkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya
bagi siswa yang memakai korsi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain
basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam kegiatan tersebut bila
aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkorsi roda dimodifikasi. Demikian
dengan kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu pendidikan Jasmani adaptif akan
dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan
mentalnya.
2)
Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan
yang disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak luar Biasa bisa terjadi pada
kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program
pengajaran pendidikan Jasmani adaptif harus dapat membantu siswa melindungi
diri sendiri dari kondisi yang memperburuk keadaanya.
3)
Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan jasmani individu ABK. Untuk itu pendidikan Jasmani adaptif mengacu
pada suatu program kesegaran jasmani yang progressif, selalu berkembang dan atau
latihan otot-otot besar. Dengan demikian tingkat perkembangan ABK akan dapat
mendekati tingkat kemampuan teman sebayanya.
Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat
mewujudkan hal tersebut di atas. maka pendidikan jasmani adaptif dapat membantu
siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki
harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa siswa berprilaku dan bersikap
sebagai subjek bukan sebagai objek di lingkungannya
b.
Tujuan pendidikan jasmani adaptif.
Sebagaimana dijelaskan di atas
betapa besar dan strategisnya peran pendidikan jasmani adaptif dalam mewujudkan
tujuan pendidikan bagi ABK, maka Prof. Arma Abdoellah, M.Sc. dalam bukunya yang
berjudul “Pendidikan Jasmani Adaptif” memerinci tujuan pendidikan Jasmani
adaptif bagi ABK sebagai berikut:
1)
Untuk
menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
2)
Untuk
membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk
keadaannya melalui Penjas tertentu.
3)
Untuk
memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah
macam olah raga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang bersifat rekreasi.
4)
Untuk
menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
5)
Untuk
membantu siswa melakukan penyesuaian social dan mengembangkan perasaan memiliki
harga diri.
6)
Untuk
membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan appresiasi terhadap mekanika
tubuh yang baik.
7)
Untuk
menolong siswa memahami dan menghargai macam olah raga yang dapat diminatinya
sebagai penonton.
c.
Modifikasi dalam pendidikan jasmani
adaptif
Bila kita
lihat masalah dari kelainannya, jenis Anak Berkebutuhan Khusus dikelompokkan
menjadi:
1)
ABK yang memiliki masalah dalam sensoris
2) ABK yang memiliki masalah dalam gerak dan
motoriknya
3) ABK yang memiliki masalah dalam belajar
4) ABK yang memiliki masalah dalam tingkah
lakunya
Dari masalah yang disandang dan karakteristik
setiap jenis ABK maka menuntut adanya penyesuaian dan modifikasi dalam
pengajaran Pendidikan Jasmani bagi ABK.
1)
Penyesuaian dan modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK
dapat terjadi pada:
2)
Modifikasi aturan main dari aktifitas pendidikan
jasmani.
3)
Modifikasi keterampilan dan tehniknya .
4)
Modifikasi tehnik mengajarnya.
5) Modifikasi lingkungannya termasuk ruang,
fasilitas dan peralatannya
Seorang ABK yang satu dengan yang lain, kebutuhan aspek yang dimodifikasi
tidak sama. ABK yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan arena
bermainnya. ABK yang lain mungkin membutuhkan modifikasi alat yang dipakai
dalam kegiatan tersebut. Tetapi mungkin yang lain lagi disamping membutuhkan
modifikasi area bermainnya juga butuh modifikasi alat dan aturan mainnya. Demikian
pula seterusnya, tergatung dari jenis masalah, tingkat kemampuan dan
karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis ABK.
A.
ANAK TUNARUNGU DAN KEBUTUHAN PEMBELAJARANNYA
1.
TUNARUNGU
Tunarungu adalah
seseorang yang terganggu fungsi pendengarannya sehingga tidak dapat merespons
atau salah merespons pembicaraan. Karena
kendala yang sering dihadapi berkaitan dengan kurang berfungsinya alat
pendengaran, maka ada beberapa karakteristik tunarungu yang paling menonjol
yaitu,
a.
Sering mengeluh tentang
sakit telinganya
b.
Artikulasi bicaranya jelek
c.
Seringkali pertanyaan yang
mudah kurang tepat jawabnya
d.
Sering salah dalam merespon
pada situasi bicara
e.
Mendengar lebi jelass bila
mngehadapi mukanya kepada yang diajak bicara
f.
Sering meminta diulangi
g.
Bila mendengar radio ia
sering memutar volume sangat tinggi sehingga untuk ukuran normal sudah melebihi
batas.
B. Aktivitas yang Disarankan 1. Kebugaran Jasmani dan Gerak
Peserta didik berpendengaran terbatas
membutuhkan program yang memberikan tekanan kepada kebugaran karena mereka
cenderung lebih banyak duduk. Berbagai macam aktivitas yang memerlukan
kekuatan, daya tahan kardiovaskuler dan kelentukan perlu sedikit disesuaikan
atau tidak sama sekali bagi peserta berpendengaran terbatas. Banyak latihan
kebugaran yang dapat dilakukan tanpa peralatan, dapat dilakukan dengan posisi
rendah atau di tanah. Bila latihan dengan sikap tubuh biasanya tegak, peserta
didik yang berpendengaran terbatas yang mempunyai masalah keseimbangan harus
diperbolehkan mengambil posisi dengan pusat gravitasi yang rendah. Mereka yang
tidak memiliki masalah keseimbangan tidak diperlukan penyesuaian, mereka harus
diizinkan berpartisipasi sepenuhnya dalam aktivitas yang berkaitan dengan
kesegaran ,termasuk:
a. Angkat Besi
b. Angkat Berat dengan system
Universal
c. Latihan Kekuatan Isometrik
d. Senam
e. Lari jarak sedang dan jauh
f. Tes Kesegaran Jasmani
g. Latihan Sirkuit Berorientasi
Kesegaran
h. Latihan lari Rintangan
berorientasi Kesegaran
i.
Program
Latihan Rintangan Berorientasi Kesegaran
j.
Aktivitas
Mengetes Diri Untuk Meningkatkan Kesegaran
2. Keterampilan dan
Pola Gerak Dasar
Di samping bentuk baku dari perkembangan
keterampilan gerak yang harus diajarkan kepada semua peserta didik, peserta
didik berpendengaran terbatas membutuhkan aktivitas yang meningkatkan orientasi
irama, sikap tubuh dan keseimbangan.
Satu metode yang tidak menakutkan, yang dapat
digunakan mengembangkan keterampilan dasar itu adalah pendidikan gerak(movement
education).Penemuan dan eksperimentasi yang terpimpin tentang gerak yang baru
dan yang telah dikenal sebagai satu pendekatan yang digunakan dalam pendidikan
gerak, dapat membantu mengurangi rasa cemas terhadap gerak pada umumnya. Selain
itu, setelah berpartisipasi dalam berbagai macam gerak, rasa cemas peserta
didik mungkin akan berkurang apabila gerak baru diperlukan di masa yang akan
datang.
Aktivitas keseimbangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta
didik berpendengaran terbatas yang pada umumnya kurang baik dalam keseimbangan.
Walaupun pusat keseimbangan tidak dapat diperbaiki, keseimbangan seakan-akan
dapat diperbaiki dengan meningkatkan kepekaan indera lain terutama kinestetik
dan visual. Tugas keseimbangan yang sederhana dengan factor bahaya kecil adalah
tugas yang dilakukan di lantai dengan sikap bungkuk atau berdiri. Aktivitas
yang ada unsure tinggi (Tangga, Tali, Balok keseimbangan yang tinggi) pada
umumnya harus dihindarkan. Aktivitas memutar tubuh juga tidak disarankan bagi
peserta didik yang memiliki masalah keseimbangan.
Irama dapat secara efektif diajarkan dengan menggunakan penglihatan,
pendengaran residual, indera peraba dan kinestetik. Banyak bentuk gerak seperti
berbaris dapat diajarkan dengan berhasil dengan melalui cara menirukan.
Lonceng, peluit, dengan nada rendah, fonograf, mikrofon dan megafon dapat
menimbulkan getaran yang dapat dirasakan oleh peserta didik berpendengaran
terbatas.
3. Aktivitas
Individual dan Kelompok
Peserta didik berpendengaran terbatas
dapat berhasil dalam semua tipe permainan individual, ganda dan kelompok,
Berikut diberikan beberapa saran penyesuaian dan pedoman untuk individual dan
kelompok (French dan Jasma:1982,197):
a. Permainan dengan sedikit peraturan, tidak
ada unsure salah, dengan batasan-batasan minimal akan meningkatkan keberhasilan
dengan cepat. Permainan tradisi apapun dapat dimodifikasi, kadangkala
diperlukan bantuan peserta didik lain agar tujuan dapat dicapai.
b. Bila peraturan permainan perlu dipatuhi,
sungguh-sungguh, guru pendidikan jasmani harus menggunakan bantuan visual dan
usahakan agar peraturan dasar dan isyarat sepenuhnya dipahami oleh semua
peserta sebelum aktivitas dimulai.
c. Peserta didik berpendengaran terbatas
dapat diberikan bahan tertulis untuk melengkapi instruksi. Bahan tersebut dapat
mengulangi peraturan dan strategi permainan yang telah diperkenalkan dalam
kelas.
d.
Untuk
aktivitas yang memungkinkan terjadi kepala ada kontak dengan benda atau orang
lain, semua alat Bantu pendengaran harus dilepas. Aktivitas ini tidak
disarankan untuk peserta didik yang cenderung akan lebih merusak mekanisme
pendengaran. Aktivitas seperti tinju, sepak bola, Amerika termasuk dalam
kategori ini.
e.
Permaianan
yang harus menutup mata dengan kain tidak disarankan untuk semua peserta didik
yang pendengaranya tidak memadai.
f.
Gunakan
peluit dengan suara rendah. Tidak semua peluit mempunyai tingkat Hz yang tetap.
g.
Golf
mensyaratkan teman bermain yang berpendengaran baik untuk bereaksi terhadap
teriakan “Bola”.
Guru Pendidikan jasmani dapat menggunakan teknik berkomunikasi tradisional
dan non trasisional dengan peserta didik berpendengaran terbatas. Schmit dan
Dunn(1980) menyarankan menggunakan isyarat yang mudah dipahami yang ditempel
pada papan pengumuman. Isyarat-isyarat itu dapat bervariasi dari yang konkret ke
abstrak yang meyatakan konsep kesadaran tubuh(body awareness), kesadaran ruang
dan kualitas gerak.
Umpamanya , gambar sebuah tangan dapat menyatakan penggunaan tangan saja
dalam tugas satu gerak, panah dapat menyatakan arah gerak,satu garis berombak
denagn banyak puncak dan lembah dapat menyatakan rangkaian gerak yang cepat.
Isyarat bahasa tradisional mungkin lebih dapat diterima diantara anggota tim
pendidikan khusus dan antara individu berpendengaran terbatas. Penting sekali
menggunakan teknik komunikasi yang tidak hanya digunakan dalam pendidikan
tetapi, juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari .
BOLA- Pantomin sebuah bola dengan kedua tangan
LARI – Kaitkan telunjuk kanan pada jempol tangan Telunjuk menunjuk; denycrn
gerakkan kedua ke depan
Buat tinju dengan
kedua tangan, telapak tangan atas yang lain, telapak tangan berhadapan
MERANGKAK jempol mengarah ke menghadap ke bawah Putar kedua
tangan pada gerakan merangkak
MENARI – Tempatkan dua jari di telapak tangan yang lain. Gerakkan kedua jari maju
mundur seakan-akanmenari
KE JAR – Genggam kedua tangan kecuali jempol. Genggaman arahkan ke samping; dengan
cepat tangan yang satu mengikuti yang lain ke depan
BAIK-Tangan terbuka.jari-jari letakkan di
mulut. Gerakkan
tangan ke depan, , sehingga telapak tangan mengnadap ke alas.
LATIHAN – Buat linju dengan kedua fangan Buat
beberapa kali gerakan mengangkal barbel.
GAME- Buat tinju dengan kedua tangan, jempol mengarah ke atas.
Ke dua tinju bergerak mendekati, bukD jari beradu dan bergerak ke atas.
LOMPAT – Tempaikan dua jari tangan yang satu (V) berdiri tegak di
telapak tangan yang lain. Tekuk kedua jari dan gerakkan ke atas.
TANGKAP - Satu tangan membuat tinju dengan
tangan yang lain terbuka. pantomim gerak menangkap benda kecil, berakhirdengan
tinju di atas tangan lain.
KUAT- kedua tangan membuat tinju.Angkat di
depan badan ,kedua lengan membuat orang sikap kuat.
LEMPAR- Buat tinju dengan tangan yang satu. Pantomim
gerakan melempar
MANDI – Tinju berada dekatkepala, pantomim
air memancur dengan membuka tinju beberapa kali
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan penjas
adaptif untuk Anak Tunarungu harus diberikan sebuah alternarif gerak dalam
pembelajarannya. Pendidikan Jasmani Khusus didefinisikan sebagai satu sistem
penyampaian pelayanan yang komprehensif yang dirancang untuk mengidentifikasi,
dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor .
Tujuan pendidikan jasmani bagi anak tuna
rungu adalah untuk membantu mereka mencapai pertumbuhan dan perkembangan
jasmani, mental, emosional dan sosial yang sepadan dengan potensi mereka
melalui program aktivitas pendidikan jasmani biasa dan khusus yang dirancang
dengan hati-hati.
Saran
Dibutuhkan alat-alat
bantu untuk anak tunarungu dalam menjalani pembelajaran penjas untuk
mempermudah anak-anak tunarungu untuk memahami pembelajaran tersebut sesuai
dengan kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
www.zhizhachu.wordpress.com/
Hosni,
Irham.pembelajaran adaptif untuk sekolah luar biasa.2003.Jakarta: departemen
pendidikan nasional, dirjen pendidikan dasar dan menengah, direktorat PLB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar