Minggu, 19 Mei 2013

TUGAS MAKALAH KELOMPOK “ALTERNATIF GERAK PADA ANAK TUNARUNGU”





Disusun Oleh:

1.   Yonathan Aritonang 1335081073
2.   Rahmah Ariani         1335081074
3.   Neni Isnaeni               1335081086
4.   Nadya Agustina         1335081096
5.   Aprilya S.                   1335081097
6.   Anggie Susilawati      1335081100
7.   Nurul Kiko Yuanita  1335081101
8.   Arum Susanti                        1335082915








JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani Khusus didefinisikan sebagai satu sistem penyampaian pelayanan yang komprehensif yang dirancang untuk mengidentifikasi, dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor . Pelayanan tersebut mencakup penilaian, program pendidikan individual (PPI), pengajaran bersifat pengembangan dan / atau yang disarankan, konseling dan koordinasi dari sumber atau layanan yang terkait untuk memberikan pengalaman pendidikan jasmani yang optimal kepada semua anak dan pemuda.
Pelayanan ini dapat diberikan oleh spesialis dalam pendidikan jasmani khusus atau oleh seorang guru Pendidikan Jasmani yang telah memperoleh latihan khusus untuk melaksanakan berbagai macam tugas .
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani khusus adalah satu bagian khusus adalah satu bagian khusus dalam pendidikan jasmani yang dikembangkan untuk menyediakan program bagi individu dengan kebutuhan khusus.
Selain itu diketahui pula bahwa tujuan pendidikan jasmani bagi yang berkelainan adalah untuk membantu mereka mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang sepadan dengan potensi mereka melalui program aktivitas pendidikan jasmani biasa dan khusus yang dirancang dengan hati-hati. Maka dari itu disusunlah makalah ini untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai anak-anak berpendengaran Terbatas.








BAB II
                                       PEMBAHASAN

A.    HAKIKAT PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF UNTUK ANAK TUNARUNGU
1.      Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang menyeluruh yang menggunakan aktivitas fisik, permainan,dan olahraga yang terpilih sebagai media atau alatnya. Penjas tidak hanya menekankan pada penguasaan aspekbketerampilan motorik atau keterampilan berolahraga saja, tapi lebih dari itu, melalui aktivitas fisik, permainan, atau olahraga yang dilaksanakan secara teratur dan dalam suasana kependidikan dapat mengembangkan seluruh kepribadian anak yang meliputi aspek mental emosional, intelektual, moral, dan estetika. Disamping itu, penjas bagi anak yang berkelainan dapat berfungsi sebagai sasaran normalitas dan rehabilitas.

2.      Pengertian Pendidikan Jasmani Adaptif

Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor.
Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problim dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian ABK bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan dan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.
a.        Ciri dari program pengajaran penjas Adaptif
Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan nama pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif. Adapun ciri tersebut adalah:
1)      Program Pengajaran Penjas adaptif disesuiakan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa. Hal ini dimaksutkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya bagi siswa yang memakai korsi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkorsi roda dimodifikasi. Demikian dengan kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu pendidikan Jasmani adaptif akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
2)      Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program pengajaran pendidikan Jasmani adaptif harus dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang memperburuk keadaanya.
3)      Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK. Untuk itu pendidikan Jasmani adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang progressif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan demikian tingkat perkembangan ABK akan dapat mendekati tingkat kemampuan teman sebayanya.
Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut di atas. maka pendidikan jasmani adaptif dapat membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa siswa berprilaku dan bersikap sebagai subjek bukan sebagai objek di lingkungannya
b.       Tujuan pendidikan jasmani adaptif.
Sebagaimana dijelaskan di atas betapa besar dan strategisnya peran pendidikan jasmani adaptif dalam mewujudkan tujuan pendidikan bagi ABK, maka Prof. Arma Abdoellah, M.Sc. dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Jasmani Adaptif” memerinci tujuan pendidikan Jasmani adaptif bagi ABK sebagai berikut:
1)      Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
2)      Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk keadaannya melalui Penjas tertentu.
3)      Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olah raga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang bersifat rekreasi.
4)      Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
5)      Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian social dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri.
6)      Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan appresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik.
7)      Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olah raga yang dapat diminatinya sebagai penonton.
c.           Modifikasi dalam pendidikan jasmani adaptif
Bila kita lihat masalah dari kelainannya, jenis Anak Berkebutuhan Khusus dikelompokkan menjadi:
1)      ABK yang memiliki masalah dalam sensoris
2)      ABK yang memiliki masalah dalam gerak dan motoriknya
3)      ABK yang memiliki masalah dalam belajar
4)      ABK yang memiliki masalah dalam tingkah lakunya
Dari masalah yang disandang dan karakteristik setiap jenis ABK maka menuntut adanya penyesuaian dan modifikasi dalam pengajaran Pendidikan Jasmani bagi ABK.
1)      Penyesuaian dan modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK dapat terjadi pada:
2)      Modifikasi aturan main dari aktifitas pendidikan jasmani.
3)      Modifikasi keterampilan dan tehniknya .
4)      Modifikasi tehnik mengajarnya.
5)      Modifikasi lingkungannya termasuk ruang, fasilitas dan peralatannya

Seorang ABK yang satu dengan yang lain, kebutuhan aspek yang dimodifikasi tidak sama. ABK yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan arena bermainnya. ABK yang lain mungkin membutuhkan modifikasi alat yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Tetapi mungkin yang lain lagi disamping membutuhkan modifikasi area bermainnya juga butuh modifikasi alat dan aturan mainnya. Demikian pula seterusnya, tergatung dari jenis masalah, tingkat kemampuan dan karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis ABK.

A.           ANAK TUNARUNGU DAN KEBUTUHAN PEMBELAJARANNYA

1.      TUNARUNGU

Tunarungu adalah seseorang yang terganggu fungsi pendengarannya sehingga tidak dapat merespons atau salah merespons pembicaraan. Karena kendala yang sering dihadapi berkaitan dengan kurang berfungsinya alat pendengaran, maka ada beberapa karakteristik tunarungu yang paling menonjol yaitu,
a.                   Sering mengeluh tentang sakit telinganya
b.                  Artikulasi bicaranya jelek
c.                   Seringkali pertanyaan yang mudah kurang tepat jawabnya
d.                  Sering salah dalam merespon pada situasi bicara
e.                   Mendengar lebi jelass bila mngehadapi mukanya kepada yang diajak bicara
f.                   Sering meminta diulangi
g.                  Bila mendengar radio ia sering memutar volume sangat tinggi sehingga untuk ukuran normal sudah melebihi batas.
B.     Aktivitas yang Disarankan
1.       Kebugaran Jasmani dan Gerak
Peserta didik berpendengaran terbatas membutuhkan program yang memberikan tekanan kepada kebugaran karena mereka cenderung lebih banyak duduk. Berbagai macam aktivitas yang memerlukan kekuatan, daya tahan kardiovaskuler dan kelentukan perlu sedikit disesuaikan atau tidak sama sekali bagi peserta berpendengaran terbatas. Banyak latihan kebugaran yang dapat dilakukan tanpa peralatan, dapat dilakukan dengan posisi rendah atau di tanah. Bila latihan dengan sikap tubuh biasanya tegak, peserta didik yang berpendengaran terbatas yang mempunyai masalah keseimbangan harus diperbolehkan mengambil posisi dengan pusat gravitasi yang rendah. Mereka yang tidak memiliki masalah keseimbangan tidak diperlukan penyesuaian, mereka harus diizinkan berpartisipasi sepenuhnya dalam aktivitas yang berkaitan dengan kesegaran ,termasuk:
a.       Angkat Besi
b.      Angkat Berat dengan system Universal
c.       Latihan Kekuatan Isometrik
d.      Senam
e.       Lari jarak sedang dan jauh
f.       Tes Kesegaran Jasmani
g.       Latihan Sirkuit Berorientasi Kesegaran
h.      Latihan lari Rintangan berorientasi Kesegaran
i.        Program Latihan Rintangan Berorientasi Kesegaran
j.        Aktivitas Mengetes Diri Untuk Meningkatkan Kesegaran
2.         Keterampilan dan Pola Gerak Dasar
Di samping bentuk baku dari perkembangan keterampilan gerak yang harus diajarkan kepada semua peserta didik, peserta didik berpendengaran terbatas membutuhkan aktivitas yang meningkatkan orientasi irama, sikap tubuh dan keseimbangan.
Satu metode yang tidak menakutkan, yang dapat digunakan mengembangkan keterampilan dasar itu adalah pendidikan gerak(movement education).Penemuan dan eksperimentasi yang terpimpin tentang gerak yang baru dan yang telah dikenal sebagai satu pendekatan yang digunakan dalam pendidikan gerak, dapat membantu mengurangi rasa cemas terhadap gerak pada umumnya. Selain itu, setelah berpartisipasi dalam berbagai macam gerak, rasa cemas peserta didik mungkin akan berkurang apabila gerak baru diperlukan di masa yang akan datang.
Aktivitas keseimbangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta didik berpendengaran terbatas yang pada umumnya kurang baik dalam keseimbangan. Walaupun pusat keseimbangan tidak dapat diperbaiki, keseimbangan seakan-akan dapat diperbaiki dengan meningkatkan kepekaan indera lain terutama kinestetik dan visual. Tugas keseimbangan yang sederhana dengan factor bahaya kecil adalah tugas yang dilakukan di lantai dengan sikap bungkuk atau berdiri. Aktivitas yang ada unsure tinggi (Tangga, Tali, Balok keseimbangan yang tinggi) pada umumnya harus dihindarkan. Aktivitas memutar tubuh juga tidak disarankan bagi peserta didik yang memiliki masalah keseimbangan.
Irama dapat secara efektif diajarkan dengan menggunakan penglihatan, pendengaran residual, indera peraba dan kinestetik. Banyak bentuk gerak seperti berbaris dapat diajarkan dengan berhasil dengan melalui cara menirukan. Lonceng, peluit, dengan nada rendah, fonograf, mikrofon dan megafon dapat menimbulkan getaran yang dapat dirasakan oleh peserta didik berpendengaran terbatas.
3.         Aktivitas Individual dan Kelompok
Peserta didik berpendengaran terbatas dapat berhasil dalam semua tipe permainan individual, ganda dan kelompok, Berikut diberikan beberapa saran penyesuaian dan pedoman untuk individual dan kelompok (French dan Jasma:1982,197):
a.       Permainan dengan sedikit peraturan, tidak ada unsure salah, dengan batasan-batasan minimal akan meningkatkan keberhasilan dengan cepat. Permainan tradisi apapun dapat dimodifikasi, kadangkala diperlukan bantuan peserta didik lain agar tujuan dapat dicapai.
b.      Bila peraturan permainan perlu dipatuhi, sungguh-sungguh, guru pendidikan jasmani harus menggunakan bantuan visual dan usahakan agar peraturan dasar dan isyarat sepenuhnya dipahami oleh semua peserta sebelum aktivitas dimulai.
c.       Peserta didik berpendengaran terbatas dapat diberikan bahan tertulis untuk melengkapi instruksi. Bahan tersebut dapat mengulangi peraturan dan strategi permainan yang telah diperkenalkan dalam kelas.
d.      Untuk aktivitas yang memungkinkan terjadi kepala ada kontak dengan benda atau orang lain, semua alat Bantu pendengaran harus dilepas. Aktivitas ini tidak disarankan untuk peserta didik yang cenderung akan lebih merusak mekanisme pendengaran. Aktivitas seperti tinju, sepak bola, Amerika termasuk dalam kategori ini.
e.       Permaianan yang harus menutup mata dengan kain tidak disarankan untuk semua peserta didik yang pendengaranya tidak memadai.
f.       Gunakan peluit dengan suara rendah. Tidak semua peluit mempunyai tingkat Hz yang tetap.
g.      Golf mensyaratkan teman bermain yang berpendengaran baik untuk bereaksi terhadap teriakan “Bola”.
Guru Pendidikan jasmani dapat menggunakan teknik berkomunikasi tradisional dan non trasisional dengan peserta didik berpendengaran terbatas. Schmit dan Dunn(1980) menyarankan menggunakan isyarat yang mudah dipahami yang ditempel pada papan pengumuman. Isyarat-isyarat itu dapat bervariasi dari yang konkret ke abstrak yang meyatakan konsep kesadaran tubuh(body awareness), kesadaran ruang dan kualitas gerak.
Umpamanya , gambar sebuah tangan dapat menyatakan penggunaan tangan saja dalam tugas satu gerak, panah dapat menyatakan arah gerak,satu garis berombak denagn banyak puncak dan lembah dapat menyatakan rangkaian gerak yang cepat. Isyarat bahasa tradisional mungkin lebih dapat diterima diantara anggota tim pendidikan khusus dan antara individu berpendengaran terbatas. Penting sekali menggunakan teknik komunikasi yang tidak hanya digunakan dalam pendidikan tetapi, juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari .

BOLA- Pantomin sebuah bola dengan kedua tangan
LARI – Kaitkan telunjuk kanan pada jempol tangan Telunjuk menunjuk; denycrn gerakkan kedua ke depan
Buat tinju dengan kedua tangan, telapak tangan atas yang lain, telapak tangan berhadapan
MERANGKAK jempol mengarah ke menghadap ke bawah Putar kedua tangan pada gerakan merangkak 
MENARI – Tempatkan dua jari di telapak tangan yang lain. Gerakkan kedua jari maju mundur seakan-akanmenari
KE JAR – Genggam kedua tangan kecuali jempol. Genggaman arahkan ke samping; dengan cepat tangan yang satu mengikuti yang lain ke depan
BAIK-Tangan terbuka.jari-jari letakkan di mulut. Gerakkan tangan ke depan, , sehingga telapak tangan mengnadap ke alas.
LATIHAN – Buat linju dengan kedua fangan Buat beberapa kali gerakan mengangkal bar­bel.
 GAME- Buat tinju dengan kedua tangan, jempol mengarah ke atas. Ke dua tinju bergerak mendekati, bukD jari beradu dan bergerak ke atas.
 LOMPAT – Tempaikan dua jari tangan yang satu (V) berdiri tegak di telapak tangan yang lain. Tekuk kedua jari dan gerakkan ke atas.
TANGKAP - Satu tangan membuat tinju dengan tangan yang lain terbuka. pantomim gerak menangkap benda kecil, berakhirdengan tinju di atas tangan lain.
KUAT- kedua tangan membuat tinju.Angkat di depan badan ,kedua lengan membuat orang sikap kuat. 
LEMPAR-  Buat tinju dengan tangan yang satu. Pantomim gerakan melempar
MANDI – Tinju berada dekatkepala, pantomim air memancur dengan membuka tinju beberapa kali



BAB III
    PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan penjas adaptif untuk Anak Tunarungu harus diberikan sebuah alternarif gerak dalam pembelajarannya. Pendidikan Jasmani Khusus didefinisikan sebagai satu sistem penyampaian pelayanan yang komprehensif yang dirancang untuk mengidentifikasi, dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor .
Tujuan pendidikan jasmani bagi anak tuna rungu adalah untuk membantu mereka mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang sepadan dengan potensi mereka melalui program aktivitas pendidikan jasmani biasa dan khusus yang dirancang dengan hati-hati.

Saran
Dibutuhkan alat-alat bantu untuk anak tunarungu dalam menjalani pembelajaran penjas untuk mempermudah anak-anak tunarungu untuk memahami pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhannya. 













DAFTAR PUSTAKA

www.zhizhachu.wordpress.com/
Hosni, Irham.pembelajaran adaptif untuk sekolah luar biasa.2003.Jakarta: departemen pendidikan nasional, dirjen pendidikan dasar dan menengah, direktorat PLB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar